Sebenarnya kami ingin tahu tentang banyak tempat wisata, tapi terkendala transportasi. Motor ada, tapi tidak cukup untuk semua anggota keluarga. Rental mobil atau taksi online? Bisa, tapi Itu tidak murah. Ya, satu-satunya cara berwisata adalah menunggu sampai ada acara kelompok, trus bisa carter bis bareng-bareng
Kemajuan Wisata Vs Perkembangan Transportasi Umum
A
pa yang saya tulis di awal, adalah permasalahan yang jamak saya temui dalam kehidupan sehari-hari saat bermasyarakat. Maklum, kami tinggal di pedesaan dengan dengan level ekonomi yang beragam. Ada yang bisa berwisata setiap hari, seminggu sekali, namun ada juga yang hanya bisa ketempat wisata satu tahun sekali atau bahkan lebih. Kendalanya ekonomi, dan juga keterbatasan transportasi.
Itu adalah fakta masyarakat di satu sisi. Di sisi lain, kita harus akui juga perkembangan pariwisata maju pesat. Di Jogja pun sama. Banyak sekali tempat-tempat baru dibangun dan dikembangkan sebagai destinasi wisata baru. Pertanyaannya kemudian adalah, apakah semuanya bisa dijangkau secara mudah dan murah? Apakah majunya dunia wisata bisa dinikmati semua lapisan masyarakat?
Jawabannya adalah relatif. Kalau destinasi wisata tadi adalah tempat-tempat yang berada di perkotaan/pinggiran, maka urusan transportasi massal yang murah bisa dipasrahkan kepada Trans Jogja; sarana transportasi bis cepat dan nyaman tapi memang trayek layanannya belum menjangkau ke seluruh wilayah yang ada di Propinsi Yogyakarta.
Lalu apa kabarnya dengan tempat-tempat cantik di kaki Merapi seperti Tlogo Putri, Museum Gunung Merapi, dan sekitarnya? Bagaimana dengan pantai-pantai eksotis di Kabupaten Gunungkidul yang hampir semuanya hanya bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi, karena tak ada rute transportasi umum yang menjangkaunya.
Baca juga : 5 Pantai di Gunungkidul yang Membuat Kamu Betah Untuk Berlama-lama
Bus TransJogja, image : Wikipedia.org |
Lalu apa kabarnya dengan tempat-tempat cantik di kaki Merapi seperti Tlogo Putri, Museum Gunung Merapi, dan sekitarnya? Bagaimana dengan pantai-pantai eksotis di Kabupaten Gunungkidul yang hampir semuanya hanya bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi, karena tak ada rute transportasi umum yang menjangkaunya.
Baca juga : 5 Pantai di Gunungkidul yang Membuat Kamu Betah Untuk Berlama-lama
Untuk kawasan wisata Parangtritis masih mending, karena masih tersisa satu transportasi umum dari Jogja ke Pantai Parangtritis, yaitu microbus dengan jam operasional mulai pukul lima pagi sampai lima petang. Itupun jumlahnya terbatas, dengan waktu tunggu yang lumayan lama.
Tiba-tiba ingatan saya kembali ke era 90-an, ketika jalanan Jogja masih dipadati bis-bis umum, segala ukuran dan dengan beragam tujuan. Jujur, saya kangen masa-masa itu. Saat kecil/remaja, beberapa kali saya sempat menggunakan bis umum, agar bisa sampai ke lokasi tujuan wisata. Ada Bus Jatayu yang pernah jadi idola rakyat jelata yang ingin merasakan plesiran ke Pantai Parangtritis. Yang hobi nge-camp di Kaliurang pun tentu ingat dengan Bus Baker, satu-satunya bus yang melayani rute sampai Jalan Kaliurang ‘bagian atas’.
Kemana bis-bis itu sekarang? Hilang ditelan jaman, dan kini tinggal kenangan. Prosedur kepemilikan kendaraan pribadi yang semakin gampang (mobil/motor), kualitas pelayanan angkutan umum yang belum maksimal, seperti misalnya ketepatan waktu yang kurang bisa dipertanggungjawabkan, menjadi faktor penyebab kenapa jalur trayek bis-bis ini akhirnya mati suri. Ditambah lagi, di Jogja ini tidak ada kebijakan pemerintah yang mendukung agar masyarakat tetap menggunakan angkutan umum.
Lalu ketika sektor wisata maju, banyak tempat-tempat wisata yang menggoda, jalanan semakin lapang dan mulus tapi tanpa diimbangi sistem transportasi umum yang bisa mengcovernya, ya hasilnya akan kurang maksimal.
Menghidupkan Angkutan Umum di Jogja, Mendekatkan Banyak Tempat Wisata ke Pengunjungnya
Bis ini pernah jaya, mengantar penumpang-penumpangnya untuk menikmati kecantikan Parangtritis. Image, kirimfotobis.blogspot.com |
Mengharapkan lagi armada –armada bus seperti Jatayu dan Baker beroperasi lagi? Bisa jadi. Atau sangat mungkin angkutan umum jadul tadi berreinkernasi dalam wujud yang lain, bisa jadi serupa fungsinya, tapi tak sama bentuknya. Itu harapan saya sebagai masyarakat akar rumput kepada pihak terkait. Apalagi daya dukung sarana dan prasana jalan raya yang kian hari semakin bagus, merupakan kemajuan pembangunan yang patut diacungi jempol.
Seandainya program menggalakkan kembali transportasi umum sampai ke obyek wisata ini terwujud, pasti akan semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati pesatnya perkembangan pariwisata, karena nantinya akses untuk ke tempat wisata akan menjadi milik semua.
Karenanya, perlu dikaji ulang keberadaan regulasi yang mendorong agar masyarakat kembali mencintai fasilitas-fasilitas transportasi publik. Tentu saja harus dibarengi dengan pembenahan dan juga perbaikan pelayanan.
Sudah saatnya transportasi umum, dalam hal ini alat transportasi jalur darat berbenah. Transportasi maju, maka sektor pariwisata pun akan maju pula. Semoga
Sudah saatnya transportasi umum, dalam hal ini alat transportasi jalur darat berbenah. Transportasi maju, maka sektor pariwisata pun akan maju pula. Semoga
Blogpost ini diikutsertakan dalam 2019 Blogger Writing Competition yang diadakan Kementrian Perhubungan RI. Info tentang lomba ini, bisa diakses di media sosial twitter, facebook, maupun Instagram
Seperti saya Mbak, yang pengennya keliling wisata dalam kota tapi nggak punya mobil pribadi. Andalannya ya angkot yang bisa menjangkau wisata tersebut. Lumayan ya, dengan biaya transport terjangkau masih bisa piknik, hehe.
ReplyDeleteIya mba..seru Lo, piknik pake fasilitas transportasi umum.. asal frekuensinya nggak jarang banget...asik
DeleteCoba ada angkutan umun ke pantai yak. Dolan terus tiap minggu
ReplyDeleteHe eh ya Vik...
DeleteMemang serba delima, jika bus umumny diperbanyak lagi, pemerintah daerah terbebani.
ReplyDeleteJika kendaraan pribadi dibebaskan, jalanan macet parah.
Serba bingung deh, sedangkan maunya masyarakat seperti saya ini, ingin adanya transportasi yang murah dan tepat waktu.
justru saya kangen jogja, tatkala masih pada goes
Nyepeda memang lebih sehat, ekonomis juga sih mas..cuma susahe klo jauh....biasane trus males saat pulang😀
DeleteItu foto terakhir, jatayu? kok saya baru denger wgwgw
ReplyDeletesaya taunya kobutri sama damri wgwgw
Ya Alloh bus Bakerrr. Dulu pas masih sekolah sering ketemu bis ini. Kok ya dirimu kelingan bus Baker n Jatayu barang to?
ReplyDeletesaya banget untuk masalah transportasi...
ReplyDelete