Dari 12 bulan yang telah terlampaui di tahun 2022, saya nobatkan Desember menjadi bulan istimewa. Kenapa? Bisa umroh barengan Alya, dan juga teman-teman jaman masih sekolah.
Jum'at, 23 Desember 2022, dini hari selepas Thawaf, Sai, dan Tahalul |
“Seberapa panas mba kemarin di sana?”
Beberapa tetangga bertanya sepulangnya.
Banyak yang mengira kalau suhu di Arab akan panas sepanjang tahun. Makanya bisa jadi ada yang mbayangin kalau di sana saya berpanas-panas ria dan pulang dengan kulit cenderung gosong.
Padahal nyatanya kebalikannya.
Berangkat umroh di bulan Desember yang ada malah kami sering kedinginan alias katisen. Desember dan Januari adalah puncak musim dingin di Arab.
Akibatnya? Hampir semua anggota rombongan yang cewek mandi cukup sekali dalam sehari. Bha...ha..ha😀
Lantas seberapa dingin suhu Arab Saudi tempo hari? Mirip seperti dinginnya kawasan Bromo. Itu kalau versi saya.
Suhu harian Madinah di bulan Desember, saya rasa tidak begitu jauh dengan suhu di Indonesia di saat musim pancaroba. Terasa dingin di dinihari, dan terasa hangat di siang hari. Cuma bedanya, nggak ada angin sepoi-sepoi...sangat jarang pohon rindang di sana.
Pun saat berada di kota Mekah. Pernah saya mengukur suhu sekitar pukul 06.00 pagi, tercatat suhu 16 derajat dan akan meningkat sampai sekitar 23 derajat celcius di siang hari.
Beda cerita kalau di wilayah Thaif yang merupakan "puncak" atau mirip-mirip "Kaliurang" nya Arab. Tentu saja, udara dingin lebih terasa di tempat ini. Brrrr....memang harus merapatkan jaket. Trus sedakep, biar anget.
Berhubung sudah ada pengalaman berangkat, boleh ya berbagi sedikit tips:
Tips Nyaman Berangkat Umroh di Bulan Desember
Sabtu, 24 Desember 2022, dinihari. Mendengarkan kajian dari ust Tedi di rooftop Masjidil Haram sembari melawan dingin😊 |
Secara timing, berangkat umroh di akhir tahun atau Desember itu kerap dijadikan pilihan. Ngepasi liburan atau menghabiskan jatah cuti biasanya. Apalagi kalau sudah tahu di akhir tahun, suhu harian di Arab Saudi relatif nyaman untuk orang Indonesia.
Meskipun begitu, bukan berarti tidak ada hal khusus yang perlu disiapkan, mengingat kita datang dan beraktivitas di tempat yang jauh berbeda dengan biasanya.
Jangan Abaikan Nasehat Untuk Melakukan Persiapan Fisik
Memang, modal utama umroh itu niat. Tapi fisik yang prima juga penting.
Jauh hari, pembimbing dari Nur Ramadhan Jakarta --biro perjalanan yang kami gunakan men-sounding agar kami banyak bergerak alias nggak mager dengan berjalan kaki minimal 1 km. Pastinya agar kaki tidak protes saat diajak Thawaf dan Sai.
Nah, kemarin saya sempat abai tentang ini. Efeknya adalah, pas Sa'i baru setengah jalan..kaki sudah berasa kaku. Endingnya Thawaf dan Sa'i selesai sih...tapi ya pake perjuangan alias pegel-pegel 😀
Perhatikan Asupan Makanan/minuman. Jangan mudah tergoda!
Ini masih ada hubungannya juga dengan poin pertama menyangkut kesiapan fisik. Saat umroh, godaannya banyak.
Di hotel, beragam hidangan ada di depan mata. Bebas ambil, bebas milih entah makanan, minuman, ataupun cemilan. Kalau tidak dikontrol, yang ada malah kita jadi kekenyangan, ngantuk, trus males ngapa-ngapain.
Selain itu, infeksi saluran pernafasan menjadi gangguan yang kerap dikeluhkan banyak jamaah umroh. Beneran...di sela-sela waktu sholat di masjid, sering sekali terdengar suara batuk-batuk.
Tidak meminum air dingin konon adalah kunci sukses menghindar dari batuk. Kemarin saya praktekkin itu, dan yess! Sama sekali nggak batuk sampe pulang ke Indonesia kembali. Prok-prok-prok, tepuk tangan untuk saya sendiri 😀
Bawa Jaket
menurut saya, Madinah dan Makah adalah kota yang tak pernah tidur. Orang terus saja datang-pergi, berduyun-duyun ke masjid, thawaf, sa'i, dan berdoa. Aktivitas yang serasa tanpa jeda, tak peduli larut malam ataupun dinihari.
Secara otomatis, kita yang ada di sana akan berada di lingkaran itu.
Ini alasan kenapa jaket/baju hangat menjadi piranti penting yang mesti dibawa |
So, sekedar mengingatkan saat memutuskan untuk mengambil program umroh akhir tahun, baju hangat menjadi sesuatu yang nggak boleh tertinggal. Pastikan ia ada di dalam koper saat packing ya!
Obat Pribadi juga penting lho!
Namanya tempat baru, suhu sekitar yang berbeda dari biasanya, makanan dengan cita rasa yang sedikit berubah, bisa jadi membuat tubuh sedikit "kaget".
Nah, ini yang butuh diantisipasi. Apalagi udara dingin sering nyambungnya ke gejala masuk angin.
Sekedar berjaga, bawa obat masuk angin, obat sakit kepala, obat diare, dan juga obat batuk dengan jumlah seperlunya. Eh... plester luka juga, nyatanya kemarin ada yang dadakan butuh. Katanya, kena silet waktu bercukur.
Oh, iya. Pelembab bibir dan kulit, penting banget. Luangkan waktu untuk mengoleskan lotion ke kulit dan juga lip balm ke bibir karena udara cepat membuat dua bagian tubuh kita ini kering. Nggak mau kan kulit bersisik dan bibir pedih karena pecah-pecah?
Meskipun sering harus berperang melawan udara dingin, tapi pengalaman 9 hari menjalankan ibadah umroh di bulan Desember kemarin tetaplah menjadi pengalaman yang berharga (untuk saya).
Baca juga: Mencoba Kereta Cepat Haramain Madinah-Makkah
Tulisan ini sebagai pengingat, dan semoga bermanfaat. Versi video singkatnya, ada di bawah ya.. 😊
Pas musim dingin ya lis. Solat pada ga pakai rukuh ya? Senengnya bisa ke tanah suci...duh...aku kapan ya?
ReplyDeleteHe eh mba. Awal-awal masih pada pake mukena. Bawa semua sebenarnya..tapi trus ngamati, banyak yang yang penting bersih + tertutup, dan lebih simpel. Soalnya biasanya habis dr masjid lanjut resto hotel (tanpa ke kamar dl ).. meminimalisir pating greweng :-D
DeleteMakanya aku pilih Desember pas dulu umroh mba. Ga kebayang kalo juni-september, panasnya ampuuun pasti 🤣. Secara aku ga kuat panas kan. Jadi kalo dingin justru aku seneng, Krn aku bisa fokus ibadah tanpa harus kepanasan
ReplyDeleteHe eh mba, lebih nyaman pastinya. Soalnya banyak acara jalan kaki juga kan..jadi nggak kebayang aku klo berangkat umroh pas di Arab musim panas. ya meskipun air zam-zam melimpah di sana...tapi mending pas dingin klo aku
Delete