Penting! Perlengkapan yang Harus Dibawa Saat Umroh

1 comment
K

alau pas umroh itu yang kudu dibawa apa saja?  Bawa bajunya  yang seperti apa? berapa banyak yang dibutuhkan? Itu pertanyaan yang dulu sempat berputar-putar di kepala saya, sebelum beneran berangkat umroh. 

Bisa jadi ada teman-teman yang sekarang lagi ngalamin hal serupa, trus tiba-tiba ketemu tulisan ini. 

Oke yuk, kita lanjut ke bagian pertama, ngomongin apa saja yang mesti masuk koper. 

Barang-barang yang Mesti Dibawa Saat Umroh


Baju ihrom

Koper menjadi tempat pembawa barang yang cukup nyaman saat hendak bepergian jauh dan dalam waktu yang cukup lama. Ia bisa dimuati banyak barang dengan kondisi yang akan tetap terjaga rapi sampai tujuan. 

Dengan koper yang dilengkapi roda, kita tak perlu repot menjinjing ataupun menggendong. Tinggal mendorong atau menarik, sesuai situasi dan kondisi. Minusnya koper adalah, cukup repot saat harus membukanya sewaktu-waktu  ketika kita membutuhkan barang di dalamnya.

Untuk perjalanan umroh (start Indonesia) yang rata-rata minimal 9 hari dan bisa lebih, biasanya kita membutuhkan satu koper besar (yang kemudian dibagasikan), satu koper kabin, dan satu slingbag atau istilahnya tas paspor.  Kalau memang butuh simpel, koper kabin dan slingbag ini sebenarnya bisa diringkas dengan membawa satu bagpack ukuran medium.  Menurut saya akan lebih praktis. Mana yang mau diterapkan, tergantung kebutuhan saja.

Daftar Barang Bawaan Umroh yang Dibagasikan

Untuk ibadah umroh, jatah bagasi maksimal adalah 20kg. Eh..tapi mungkin kebijakan ini akan berbeda, tergantung maskapai yang digunakan. Tempo hari saya barang bawaan saya untuk 9 hari sekitaran 15 kg, sementara isi  kopernya Alya malah cuma 10kg an. Berikut barang bawaan yang sebaiknya masuk dalam koper yang dibagasikan:

Baju ihrom

Untuk pria, pakaian ihrom artinya  dua potong kain warna putih tanpa jahitan dan nantinya  digunakan saat melakukan Thawaf, Sa’I,  tahalul dan juga ketika kita menginginkan sholat di pelataran Ka’bah. Sementara untuk perempuan, aturan untuk baju ihrom ini lebih “longgar”, dalam artian bisa memakai baju muslim yang biasa digunakan asalkan dia longgar, tidak transparan, warna tidak mencolok, dan tidak harus berwarna putih. Intinya, tidak menggoda pandangan gitulah. Rata-rata saya lihat warna yang dominan adalah warna putih dan juga hitam.


Beberapa Stel Baju muslim + Jilbab

Namanya kita ziarah ke tempat nabi, datang ke Baitullah maka pakaian yang kena kenakan haruslah pakaian yang sopan. Untuk perempuan, maka tentu saja harus yang menutup aurat. Mengenai bentuk, setau saya tidak ada pattern khusus misal harus gamis atau abaya. Yang penting memenuhi syarat tadi; tidak transparan, longgar/tidak ketat, dan menutup aurat. 

Seragam umroh
seragam, biasanya digunakan saat berangkat dan waktu kepulangan.

Begitupun soal warna, tidak ada ketentuan khusus kalau untuk perempuan, tapi disarankan adalah warna-warna kalem, lembut/tidak mencolok.   Selain untuk berumroh (Thawaf, Sa’I, tahalul) baju muslim juga digunakan ketika kita beribadah ke masjid, melakukan city tour, dan juga kegiatan lainnya di luar ruangan. 

Berapa stel baju muslim yang dibawa saat umroh? Tergantung mau berapa hari kita di tanah Arabnya, tergantung mau dan  mungkin nyuci/nge laundry apa tidak. 

Tempo hari saya membawa 6 set baju muslim plus satu gamis  seragam  dari biro perjalanan umroh. Kok cukup untuk 9 hari? Sempat 2x ada waktu mencuci baju di hotel, cantelin pake hanger di gantungan baju kamar mandi, dan 2 hari kering. Selain pilihan mencuci, sebenarnya kita juga menggunakan jasa laundry saat umroh, cuma tarifnya memang jauh lebih mahal kalau pembandingnya jasa laundry di Indonesia.

Pilih baju-baju model simpel, dengan kain yang ringan. Disamping ringkas saat packing, model baju seperti ini akan lebih mudah kering. 


Alat Ibadah (Mukena, Sajadah, Alqur’an)

Sama seperti saat memilih baju muslim, pilih mukena dengan bahan yang ringan dan tidak gampang kusut. Sajadah diperlukan ketika kita tidak mendapatkan tempat sholat yang berkarpet. Untuk Alqur’an, saya lebih memilih membacanya dari aplikasi di smartphone. Cuma kalau dari smartphone, tantangannya berat; kadang niat buka dan baca aplikasi Alquran…jadinya malah buka sosmed  😀

Mukena

Jaket/Baju Hangat

Mekah/Madinah di waktu malam (apalagi di akhir tahun/awal tahun) seperti sekarang sedang berada di puncak musim dingin. Di siang hari, mungkin kita tidak terlalu membutuhkan jaket/baju hangat ini. Tapi saat melakukan ibadah di malam hari, jaket atau baju hangat adalah kebutuhan penting. Bawa baju hangat ini minimal satu. Kalau punya lebih, akan lebih baik.


Baju Tidur

Ini khusus digunakan di kamar ya. Kalau teman sekamarnya anggota keluarga atau orang yang sudah kenal sebelumnya  sih sebenarnya lebih nyantai, yang penting nyaman. Tempo hari saya mbawa 4 potong kaos oblong plus celana Panjang, tapi yang kepake 3. Satu  stel baju tidur bisa dipake 2 malam, dengan pertimbangan jam kita tidur di malam hari cuma sebentar. Apalagi waktu berangkat umroh juga pas musim dingin, plus ada AC di kamar,  jadi minim berkeringat. 


Pakaian Dalam

Nah, ini. Secara jumlah, ia harus lebih banyak dari jumlah stel baju yang kita bawa dari rumah. Demi kepraktisan sebenarnya bisa menggunakan yang model 1x pemakaian.  Tapi, ada teman yang bilang celana 1x pakai itu tidak nyaman. Ini lebih ke selera dan kebiasaan sebenarnya. Atau kalau mau aman, bawa pakaian dalam  yang model kain +beberapa yang model sekali pakai.


Sandal Jepit + plastik/tas 

Sandal jepit adalah alas kaki paling nyaman untuk keperluan ke masjid. Bawa pula plastik atau tas kain guna menyimpan sandal ketika kita sholat. Sebenarnya disediakan rak sepatu di luar masjid. Tapi resiko tertukar, hilang, atau umpel-umpelan saat mengambil (pas bubaran waktu sholat) sangat tinggi. Sekedar saran, mending bawa sandal jepit yang nyaman, dan tak perlu mahal. Kalo kenapa-napa dengan sandalnya, biar ikhlasnya cepet 😊


Kaos Kaki

Selain untuk menghangatkan kaki, kaos kaki digunakan pula untuk menutup kaki ketika kita beribadah sholat. Bawa minimal 6 pasang kaos kaki. Tempo hari saya dapat tambahan dari maskapai penerbangan, jadi lumayan stok yang saya bawa cukup dan tidak perlu lagi mencuci atau membeli tambahan kaos kaki pas di Arab Saudi


Perlengkapan Mandi, Produk Perawatan Kulit, Gunting kuku, Alat bercukur, Kacamata, Topi

Ini opsional sebenarnya, karena di hotel pun kita sudah mendapatkan fasilitas alat mandi, handuk, dan juga alat bercukur. Tapi kalau misalnya mau memakai produk yang biasa digunakan(kulit sensitive misalnya) tidak ada salahnya membawa dari rumah, dengan catatan ukuran maksimal per barang 100 ml. Jangan sampai ketinggalan, bawa pula gunting rambut (untuk tahalul) dan gunting kuku (melakukan sunat sebelum umroh). 

Kacamata hitam dan topi bisa dikatakan opsional juga.  Tempo hari saya membawa kacamata hitam dari rumah, tapi saya menggunakannya hanya sesaat. Kenapa? Ternyata saya risih menggunakan kacamata karena tidak terbiasa. 

Oh iya, isi pula koper bagasi teman-teman dengan perlengkapan tambahan  ( charger 3 kaki, hanger lipat, plastik kresek untuk membungkus pakaian kotor). Kalau masih ada space di koper, bisa juga isi dengan pop mie dan cemilan. Lumayan, bisa buat ngemil di kamar hotel klo pas sempat 😊

Sudah semua? Sisakan space ya, buat nanti  kalau butuh beli beli oleh-oleh untuk orang-orang tercinta.


Barang Bawaan yang Dimasukkan dalan Koper Kabin/ Tas

Aturannya, berat barang-barang yang masuk ke dalam kabin maksimal adalah 7 kg dan dibawa barengan dengan kita ke kabin pesawat. Kalau tas bagasi akan diurusi oleh bagian handling biro perjalanan umroh (kalau pergi umrohnya menggunakan biro lho ya), maka koper kabin/ tas ini akan kita bawa, posisinya selalu dekat dengan badan kita.

Karena itu, barang-barang yang dimasukkan didalamnya pun hanya barang yang penting dan tidak berukuran besar. Barang-barang tersebut antara lain:

  • Paspor. Jelang beberapa hari sebelum berangkat, biasanya paspor dikumpulkan di biro. Barengan dengan proses boarding di bandara, paspor akan kembali dibagikan ke pemilik sampai proses pemeriksaan imigrasi di Bandara Madinah/Jeddah selesai. Setelah itu, paspor akan kembali disimpan oleh tour leader, dan dibagikan lagi saat kepulangan. Simpan dokumen ini baik-baik di tempat yang aman, tapi mudah dijangkau. 
  • Dompet yang tentunya berisi kartu identitas, uang dan juga kartu atm. Meskipun sudah berbeda negara, tapi melakukan transaksi di Arab Saudi ini saya merasa seperti bertransaksi di negeri sendiri. Hampir semua toko di Madinah, Makkah dan Jeddah yang sempat disinggahi pegawainya paham Bahasa Indonesia. Proses pembayaran pun, bisa dengan rupiah atau mereka menyebut dengan “uang Jokowi”. 

“Ayo Ayu Ting Ting…bisa mencoba coklatnya. Halal..halal…” Biasanya pedagang akan menarik hati jamaah umroh Indonesia dengan menyebut nama artis, dan mempersilahkan untuk mencicip barang dagangan. 

  • Ponsel, charger, dan juga power bank untuk berjaga.  Power bank yang saya bawa jarang digunakan karena di setiap kursi bis/kereta ternyata terdapat colokan untuk nge-charge smartphone. 
  • Buku doa. Buku doa ini bisa digunakan sebagai bahan bacaan saat dalam pesawat, atau selama beribadah di Madinah-Makkah. Selain dengan bantuan buku doa yang berukuran kecil, rata-rata biro perjalanan umroh sudah menggunakan transmiter dan receiver saat melakukan Thawaf dan Sa’i. Tinggal mengikuti doa yang dibaca/dipandu oleh Muthowif, aman.
  • Vitamin dan obat-obatan pribadi agar kesehatan dan stamina terjaga. Bawa secukupnya saja.
  • Alat sholat dalam perjalanan. Untuk para pria, sajadah travel saja cukup. Kalau untuk teman-teman wanita, bisa membawa mukena travelling atau minimal kaos tangan wanita.

Sudah dipastikan masuk semua? Jangan lupa untuk melakukan cek ulang sebelum koper dibagasikan. Semoga tulisan ini berguna dan perjalanan ibadah teman-teman lancar ya. 


Baca juga : Kereta Cepat Haramain, Madinah-Makkah 2,5 jam sampai 

Related Posts

1 comment

  1. Aku juga dulu umroh bawa baju abaya dan gamis kebanyakan tapi yg bahannya nyaman dan adem. Kalo bisa warna netral juga, supaya ga susah padu padan Ama jilbab 😄.

    Kangen juga pengen umroh lagi mba. Dan mengingat cuaca di Arab yg cendrung panas, aku selalunya pilih desember-januari untuk umroh, biar sejuk 😁. Jadi lebih fokus juga ibadahnya

    ReplyDelete

Post a Comment