Mencoba "Jet Darat" Haramain High Speed Railway dari Madinah ke Mekah

1 comment
Haramain ekspress Stasiun

K

amis, 22 Desember 2022 adalah hari yang padat. Bahkan  bisa dikatakan  hari tersibuk dan paling mendebarkan selama perjalanan umroh akhir tahun.

Dini hari, kami memastikan semua barang sudah masuk koper bagasi dan kabin. Paginya, Ust Khan akan mendata dan mengumpulkan semua koper milik rombongan untuk diangkut ke Mekah menggunakan bis.

Kami dijadwalkan check out dari hotel di Madinah siang harinya,  untuk  kemudian pindah ke Mekah. Agenda berikutnya di sana adalah melakukan ibadah  utama umroh yaitu Thawaf, Sai, dan Tahalul.

Sesuai rencana awal, Medinah-Mekah akan kami tempuh menggunakan kereta cepat Haramain. Di tiket, tertera jam keberangkatan pukul 14.30, dan akan sampai stasiun Mekah pukul 16.55 WSA.

Jarak hotel dengan stasiun kereta api Madinah sebenarnya tidak terlalu jauh, sekitar 14 kilometer. Itu artinya, waktu yang dibutuhkan bisa jadi tidak sampai 30 menit. Tapi, masalahnya adalah kami harus ada di stasiun paling tidak satu jam sebelum jam keberangkatan.

Artinya, ada jadwal yang harus dikompromikan, yaitu makan siang dan sholat dhuhur berjamaah di Masjid Nabawi.

Mencoba kereta cepat haramain
21 Desember petang, resto Maden Royal Inn Madinah. Belajar memakai kain ihrom, atur strategi agar esoknya tak telat sampai stasiun

Sejak satu hari sebelumnya, strategi sudah diatur. Bagaimana cara agar rombongan tiba di stasiun dalam rentang waktu yang aman, namun tanpa meninggalkan sholat dhuhur berjamaah.

Negosiasi dengan pihak hotel untuk memajukan jam makan siang pun dilakukan Ust Tedi dan Ust Khan, selaku pendamping rombongan.

Makan siang lebih awal, secukupnya, dan sholat Dhuhur jamak dengan Ashar sekalian di pelataran masjid, untuk kemudian langsung  menuju bis yang akan membawa ke stasiun, adalah cara yang dirasa paling memungkinkan.

Menjajal Kereta Cepat Haramain Wuss... 2,5 Jam Sampai Mekah


Fyi, untuk mempermudah, urusan pembelian tiket kereta api cepat  semuanya dihandle oleh biro perjalanan Nur Ramadhan Jakarta jauh hari sebelum kami berangkat, bahkan saat kami masih di Indonesia.  

Katanya, metode booking tiket beberapa minggu sebelum keberangkatan ini akan lebih "aman" dan lebih murah daripada membeli  tiket pas hari H nya.  Jadi pas hari H nya masing-masing dari kami tinggal menerima tiket dalam bentuk file.

Tiket kereta Haramain
Belum genap pukul 2 siang, dan akhirnya kami sampai di stasiun. Selamat, kami nggak telat😀

Haramain High Speed Railway memiliki stasiun yang bersih dan besar, namun tak terlalu ramai. Desain bangunannya bagus, terlihat futuristik. Bahkan "aroma" canggihnya ini sudah terlihat begitu masuk.

Sebuah eskalator  kemudian mengantar kami ke mbak-mbak petugas.  Tiket yang kami punya kemudian dipindai satu persatu (tidak bisa kolektif) untuk kemudian lanjut masuk ke area peron.

Yess! Kereta sudah di depan mata. Nggak lagi cuma lihat di foto atau video.


Ini adalah pengalaman pertama menaiki kereta cepat. Bergegas kami mencari gerbong dan tempat duduk sesuai nomor yang tertera pada tiket. Kami serombongan ber 20 orang, kalau tidak keliru terpisah dalam 3 gerbong yang berbeda.

Kereta cepat Haramain atau Haramain High Speed Railway mulai resmi beroperasi di tahun 2018. Untuk sekali perjalanan, kereta ini membawa  417 kursi penumpang  yang terbagi dalam 35 gerbong dengan dua kelas yaitu kelas ekonomi dan juga kelas bisnis.

Seperti apa rasanya berada di dalam Kereta Api Haramain? Duduk di kabin kereta api cepat Haramain serasa berada dalam sebuah pesawat.
 
Saya masuk kereta masih lumayan sepi. Sampai kereta jalanpun, beberapa kursi tetap kosong

Alya yang selalu menghindar kamera, dan protes klo ibunya sibuk dengan hp untuk ambil foto/video


Kursi disetting 2-2  dilengkapi dengan meja lipat. Ada pula yang diset saling berhadapan, dengan dilengkapi meja, namun tetap terasa lapang. Apalagi untuk ukuran tubuh orang Indonesia.

Di bagian atas,  tersedia space  untuk menyimpan barang bawaan berupa tas atau koper kabin.

Seandainya bosan, tersedia juga layar sentuh untuk mengakses beragam fasilitas hiburan. Sementara kamar kecil atau toilet berada di area sambung antar gerbong.

Alya, putri saya kegirangan mendapati nomor kursinya berada tepat di sisi jendela sebelah kiri. Awalnya, nomor kursi kami terpisah. Tapi untungnya saya bisa bertukar nomor  kursi dengan Titi, teman se rombongan.

Sesuai jadwal, tepat pukul 14.30 kereta mulai bergerak. Tak ada suara peluit panjang layaknya kereta api di Indonesia. Kereta berlari, melesat cepat nyaris tanpa suara dan tanpa guncangan

Saya bisa memantau posisi melalui layar yang tertempel sandaran kursi maupun layar tv berukuran sedang yang tergantung di lorong kereta.

Selain menampilkan lokasi terkini, di layar juga disajikan informasi mengenai kecepatan kereta,  jam serta suhu udara terupdate.

Mencoba kereta cepat haramain
Fasilitas di kelas bisnis, penumpang mendapatkan snack dan minuman. 


Berniat Umroh dari Atas Kereta

Haramain highspeed railway


Jarak antara Madinah dengan Mekah sekitar 450 km. Dengan bis, waktu tempuh yang diperlukan sekitar 6 jam, dan jamaah akan berhenti di Masjid Bir Ali untuk mengambil Miqat atau berniat umroh. Karena kami menggunakan kereta, maka lafaz niat umroh kami ucapkan  selang 5 menit setelah kereta berjalan meninggalkan stasiun.

Labbaikallahumma 'umratan

Pasca melafalkan niat, Ust Tedi menganjurkan kami agar banyak mengumandangkan Talbiyah, dan sekiranya capek dipersilakan beristirahat. Yang penting kami harus tetap ingat larangan-larangan selama sudah melafazkan niat umroh.

Alya yang duduk di samping, terlihat begitu menikmati perjalanannya. Saya tahu ia mengantuk, tapi ia tak mau tidur dan lebih memilih melihat pemandangan dari jendela yang cukup lebar. 

"Antara pengen tidur, tapi sayang kalau nggak liat pemandangan" Begitu katanya.

Dari kaca jendela yang sama, sayapun bisa menyaksikan kereta membelah hamparan gurun dan deretan gunung batu. Tak hijau, tapi tetap memukau karena panorama alam seperti ini tak akan saya jumpai di Indonesia.

Rata-rata kereta berjalan dengan kecepatan di atas 200, hampir 300ankm/jam malah. Dalam perjalanan menuju Mekah, kereta sempat berhenti sejenak di KAEC dan Jeddah untuk menaik-turunkan penumpang.

Sebelum pukul 17.00 WSA, bagian informasi penumpang memberikan pengumuman dalam dua bahasa, Arab dan Inggris bahwa Kereta cepat Haramain akan segera  tiba di Mekah. Iya, total perjalanan dari Madinah -Mekah sekitar 2,5 jam.

Mendapatkan  kesempatan untuk mencoba "jet darat" nya negara Arab Saudi adalah pengalaman baru. Kalaupun ini adalah yang pertama, tapi semoga bukan yang terakhir. 



Related Posts

1 comment

  1. Ah sayang pas aku dulu ga bisa ngerasain kereta api ini 😅. Semoga kalo umroh lagi bisa naik KA aja pas pindahnya.. udah kebayang pasti keretanya bagus dan canggih mba. Arab Saudi gitu loh 👍

    ReplyDelete

Post a Comment