Tracking Menyenangkan di Kalitalang

Post a Comment
K

alau teman-teman pernah scroll sosmed dan lantas menemukan view Gunung Merapi dengan rekahannya yang terlihat sangat jelas, bisa jadi teman-teman tengah disuguhi keindahan view alam Kalitalang. Iya, belakangan tempat ini memang tengah  viral dan membuat banyak orang penasaran.

Ekowisata Kalitalang


Secara lokasi, Ekowisata Kalitalang berada di Sambangrejo, Balerante, Kemalang, Klaten. Nggak begitu jauh dari Jogja itungannya.  Berhubung belum pernah ke Kalitalang sebelumnya, paling mudah ya dengan mengandalkan dan mengikuti rute yang disarankan aplikasi peta. Kami memilih berangkat kesana pagi, sekalian ngajakin dua bocah olahraga; soalnya, kalau tidak  diberi kegiatan alternatif biasanya mereka akan menjadi gamer aktif di rumah seharian. 

Karena kami berada di Sleman sisi utara dan Kalitalang berada di Klaten sisi utara juga, maka jalur tercepat adalah melalui jalur alternatif Jogja-Solo yaitu melewati  jalur Pakem-Cangkringan-Klaten utara. Sip! Nggak ada acara dibuat nyasar sama Google Maps. Rute jalan juga cukup nyaman, tanpa tanjakan yang ektrem atau jalur yang terlalu sempit. Semua jalur jalan yang harus kami lewati aman terkendali.


Ekowisata  Kalitalang, Wisata Baru Lereng Merapi

Sebagai tempat wisata, Kalitalang bisa dikatakan relatif baru. Meskipun sudah diinisiasi warga sekitar sejak tahun 2017 lalu, namun obyek wisata alam Kalitalang baru dibuka secara resmi pada tanggal 3 Desember 2024 lalu. Dengan dukungan sosial media, popularitas tempat inipun melesat cepat.

Kalitalang berada di ketinggian 1.160 meter di atas permukaan laut dan radius 4 km dari puncak Merapi. Tentu saja, daya tarik utama tempat ini view Merapi dari dekat dan juga kondisi alamnya yang begitu asri. Untuk mendapatkan pemandangan yang sempurna, waktu paling tepat untuk datang ke Kalitalang adalah saat cuaca cerah. Tapi karena faktor cuaca ini belakangan susah ditebak, ya sudah akhirnya ada faktor untung-untungan di sana. 

Kalitalang

Merapi terlihat malu-malu saat kami datang tempo hari. Kabut  terlihat menyelimuti, sebentar datang dan pergi. Meskipun begitu, kesan pertama datang ke Kalitalang saya sudah bahagia duluan. Pertama, karena jarak parkiran ke obyek wisata dekat. Kedua, begitu tiba di lokasi, langsung bisa nemu toilet yang kondisinya bersih. Ketiga, tak jauh dari parkiran sudah tampak warung-warung makan yang siap sedia untuk isi amunisi, jikalau nanti lapar. Ha..ha, adakalanya  bahagia itu sederhana kan ya..

Urusan beli tiket, Pak Suami yang maju. Jadi untuk tiap-tiap pengunjung yang hendak berwisata ataupun berolahraga di Kalitalang dikenakan dua jenis tiket yaitu 1 tiket  seharga Rp. 5000 rupiah sebagai pengganti biaya perawatan  dan Rp. 15.000 rupiah sebagai tiket masuk kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Tiket kedua ini sekaligus tiket terusan bilamana ingin melakukan kunjungan di kawasan Tlogo Muncar, Kaliurang di hari yang sama. 

Luas dan asri. Itulah kesan pertama yang langsung terlihat. Yang pasti, tempat ini menawarkan beragam cara bagi pengunjung untuk menikmatinya.  Beberapa keluarga, saya lihat asyik bercengkrama dengan menggelar tikar, sembari menikmati bekal. Adapula keluarga berbocil yang memilih bersantai ria dengan menggelar tenda mini.  Memang cocok, karena di sini saya menemukan banyak tempat yang itungannya lapang,  teduh, bonus udara pegunungan yang segar.


Menjajal Jalur Tracking Kalitalang

Tracking Kalitalang


Selain dilengkapi camping ground, spot-spot  yang nyaman untuk gelar tikar,  gazebo-gazebo untuk bersantai, fasilitas lain yang bisa kita nikmati di Kalitalang adalah jalur trackingnya. “Nggak begitu berat mba..aku aja bisa sampai pos terakhir,” cerita seorang teman yang waktu itu baru saja dolan ke Kalitalang. 

Dan memang benar, setelah nyobain sendiri, jalur track  Kalitalang itu lumayan ringan. Nggak banyak tanjakan, dan jalurnya sudah dibuat cukup rapi. Ada banyak papan-papan petunjuk yang sangat membantu pengguna jalan setapak agar tak salah jalur. Berjalan pada jalan setapak, menyusur aliran sunga tanpa air, dan kemudian melintas bukit. Seperti itulah gambarannya.

Panjang jalur wisata tracking  atau susur alam Kalitalang sekitar 3 km, yang  terbagi dalam  4 pos. Lintasan ini, rata-rata “tamat”  dalam jangka waktu sekitar 1 jam. Kalau sering berhenti untuk istirahat, tentunya akan lebih lama lagi. Tubuh berkeringat, kaki bisa jadi letih, tapi percayalah sepanjang perjalanan mata akan disuguhi view alam yang cantik dan  supply udara yang bersih untuk paru-paru. 

Jalur tracking apakah ramah anak? Iya, tapi pastikan anak selalu dalam pengawasan orang tau. Beberapa jalur sempit atau berupa tebing.  Jadi, bisa ngajakin bocil, dengan catatan bukan anak-anak banget. Anak usia 10 tahunan ke atas, bisa lah diajakin tracking di sini. 

Nggak sekedar olahraga, di sini anak-anak bisa melihat kehidupan yang lebih nyata. Ketemu monyet yang ada di pepohonan sekitar sungai, melihat penduduk lokal yang bersusah payah naik-turun bukit membawa rumput, melihat tanaman-tanaman liar yang jarang mereka temui, secara tidak langsung mereka akan belajar. Sepakat?

Related Posts

Post a Comment