Mudik, Makan Siang di Soto Bathok Kangen nDeso

6 comments


Soto bathok kangen ndeso


“Nyoba Sotone  warung Kangen nDeso   yuk, aku nggak masak e...”  Sebuah ajakan dari kakak ipar yang akhirnya membuat kami –saya dan keluarga besar, termasuk para ponakan ngelengke (meniatkan diri, Jawa) njajan pada sebuah resto yang masih terbilang baru.  Pertama, memang karena  lagi pada malas masak, kedua karena lokasi resto memang cuma di kampung sebelah.

Judulnya hari ini saya memang tengah mudik. Nengokin Ibu, dan dolan ke tempat kakak sekalian. Warung Kangen Ndeso yang berada di Dusun Kuden, Sitimulyo, Piyungan memang hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari kampung halaman, tempat asal saya. Hanya sekitar 3 kioan meter juga dari embung Potorono; salah satu spot yang sering menjadi titik kumpul maupun titik tujuan para gowes-er di Sabtu/Minggu pagi.

“Nah..itu bener warungnya..!” kata saya ke Pak Suami yang berada di belakang kemudi begitu terlihat bangunan semi terbuka, bertulis Kangen Ndeso.  Posisi warung berada di  pojokan, tepi jalan, sisi kanan sawah dan sisi belakang pemancingan. Sayangnya, parkiran tidak begitu lebar...

Warung-kangen-ndeso


Bangunan utama warung Kangen nDeso berbentuk limasan, dengan gaya  Jawa artistik. Di sekeliling bangunan utama terdapat 3 bangunan kecil bergaya kandhang sapi. Hampir semua bahan yang digunakan untuk bangunan warung  adalah material lama yang ditata sedemikian rupa, dan jadi terlihat unik.

Berhubung datang secara rombongan  dan dengan banyak anak-anak,  kami memilih  tempat makan beralas tikar alias lesehan. Lebih bisa leluasa bergerak dan lebih nyaman saat menikmati makanan nanti. Menurut informasi yang saya dapatkan,  Soto  Bathok merupakan menu andalan warung  ini di siang hari. Sementara di  malam hari, Warung Kangen Ndeso menjelma menjadi warung kopi, Warung kopiKu-Den.

Warung-kangen-ndeso


Tak butuh waktu lama menunggu minuman beserta bathok-bathok soto terhidang di hadapan. Selain soto batok, tersedia pula beberapa camilan sebagai teman makan.


Istimewanya  Soto Bathok  Kangen nDeso

Soto-bathok


Bagi saya, soto itu salah satu jenis masakan yang sifatnya universal dan  termasuk makanan  sejuta umat. Soto enak dinikmati saat sarapan, namun nikmat pula  disantap kala makan siang. Hampir semua anak-anak menyukai makanan berkuah ini, pun dengan orang-orang dewasa. Bahan-bahan untuk meracik soto juga bisa dibilang sederhana, dan mudah didapatkan. Bisa jadi,  itu yang membuat kita bisa dengan mudah menemukan warung-warung soto di seantero Yogyakarta.

Banyak warung yang menjadikan soto sebagai salah satu menunya. Tapi tak banyak yang mengemas soto dalam tempurung kelapa atau bathok. Bisa jadi, poin ini sengaja dijadikan Kangen nDeso sebagai daya tarik ke (calon) pembeli dan juga langganan. 

Saya bukan termasuk tipe yang mudah tergoda dengan kemasan. Semangkok soto dalam mangkuk bergambar ayam jago pun akan cepat saya sikat habis, kalau rasanya memang enak. Lalu bagaimana dengan soto sapi berwadah tempurung kelapa ini?

Apa yang ada dalam bathok kelapa ini sama seperti soto kebanyakan. Kuah gurih berwarna bening-kekuningan, tauge, mie soun, potongan daging dilengkapi taburan bawang goreng dan irisan daun seledri. 

Tapi....ada yang membuat saya jatuh hati. Tauge! Tauge dalam  Soto Bathok Kangen nDeso terlihat “gemuk” dan segar. Potongan daging sapinya juga terlihat cukup melimpah dan empuk saat dikunyah.

Lagi-lagi saya harus bersyukur bisa menikmati kebersamaan dengan keluarga sembari mencicip gurihnya  soto  bathok, segelas es teh, dan sepotong mendoan sembari bercengkrama dengan mereka. Ditengah pandemi Corona yang entah kapan akan berakhir, pulang kampung, menikmati kebersamaan bersama keluarga besar seperti ini sangat mahal harganya 


Warung-kangen-ndeso


Lokasi Warung Kangen Ndeso


Related Posts

6 comments

  1. Sebathok itu harga berapa mbak? Ini kayaknya pas buat orang-orang yang porsi makannya nggak terlalu banyak. Sekali lahap, langsung bisa habis dan meminimalisir mubadzir.

    Kalau menu makanan berkuah, soto masih menduduki peringkat dua buatku,karena jujur,aku lebih seneng sayur bening apa sop-sopan gitu. Selain seger, masih banyak sayuran ijonya. Jadi (menurutku) rasanya lebih mantep!

    ReplyDelete
  2. Soto itu hampir sama kayak bakso, makanan merakyat :D. Walopun kadang tampilan di berbagai daerahnya beda2, ada yg bening, ada yg pakai santan. Aku sendiri suka 2-2 nya.. ga bisa milih :D

    Soto bathok yg asli Jogja aku blm cobain. Tapi dulu di JKT ada mba yg jual soto batok gini. Pake batok kelapa. Tapi rasanya ga istimewa.enak, tapi ya seperti soto lainnya. Hanya Krn disajikan di batok aja yg bikin menarik. Bener kayak kata mba, mau dipiring ato batok, sama aja sbnrnya, yg ptg enak kan :D. Tp Krn rasa yg di soto batok Jakarta itu biasa aja, trus mahal pula, aku ga prnh balik lagi sih

    ReplyDelete
  3. Aduh mendoannya...bikin pengen. Aku penasaran sensasi makan soto di bathok ini. Tapi bener deh mba, jangan tergoda penampilan, kemasannya. Karena itu bisa jadi salah satu cara untuk menggaet pelanggan/calon pelanggan ya. Yang penting kualitas makanannya.
    Kayaknya seger dan enak tuh sotonya.

    ReplyDelete
  4. Muga-muga bisa ke sini nanti. Sama yang dekat candi sambisari itu, porsinya banyakan mana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang deket candi malah belum pernah nyoba mba...yang pernah yang cabang Magelang.

      Delete
  5. Ga ada yg bisa mengalahkan sensasi makan soto bathok di Jogja
    sungguh mupeng main ke kota kesayangan sejuta umat iniiii

    ReplyDelete

Post a Comment