Wisata Saat New Normal, Bhumi Merapi Yogyakarta

2 comments


Bhumi-merapi-New-Normal

“Adik...maskernya dipake yaa...”

“ Anaknya nangis e mas...dipakein masker...”

“Tapi nanti di dalam banyak orang....”

Petugas di pintu masuk Bhumi Merapi terdengar mengingatkan seorang ibu dengan balita tanpa masker. Saya sendiri yang sudah menyelesaikan prosedur cuci tangan dan cek suhu tubuh, segera menyusul Pak Suami dan anak-anak yang sudah berjalan di depan.

Corona memang telah merampas banyak kebebasan. Harus bermasker meskipun sebenarnya terasa sumpek, mobilitas menjadi sangat terbatas, dan satu lagi  merasa was-was setiap pergi ke tempat publik dan menemui banyak orang. Untungnya, protokol  kesehatan yang diterapkan oleh pengelola Agrowisata Bhumi Merapi ini lumayan ketat mulai semprot ban mobil begitu masuk, social distancing saat mengantri tiket, cuci tangan sebelum masuk, dan juga pengecekan suhu dengan thermo gun.

Sebelum masuk tadi, sepintas saya lihat mobil-mobil yang berderet diparkiran. Belum penuh, karena masih pagi. Beberapa kendaraan bernopol non-AB, tanda Jogja sudah lumayan ramai dengan pendatang. Bismillah semoga aman. Bepergian di masa pandemi seperti ini, disamping hati-hati juga mesti mengandalkan kekuatan doa.

Bhumi-merapi-new-normal
Protokol sebelum masuk, semprot desinfektan pada roda kendaraan, cuci tangan pengunjung, dan jaga jarak pada saat mengantre


Alya yang merengek untuk diantar melihat ular besar secara langsunglah yang membuat kami kembali ke Bhumi Merapi. Ular besar? Iya, efek keseringan nonton channel youtubenya Panji (Petualangan Panji) membuat bocah  ini  seneng hal-hal yang berbau reptil, termasuk ngebet mau melihat ular. Dan karena pertimbangan jarak rumah dengan lokasi, Bhumi Merapi ini yang akhirnya kami pilih, bukan ke Gembira Loka Zoo.

Konsep dari wisata Bhumi Merapi ini memang agrowisata. Ada pertaniannya, minizoonya juga. Jadi disamping wisata pertanian, pengunjung bisa juga melihat secara dekat beberapa jenis binatang, yang sudah dipilah ke dalam beberapa zona.

Sesuai tujuan, yang dijujug pertama tentu saja  zona/bagian reptil. Ada iguana, beberapa ekor ular yang dikandangkan, dan yang paling menarik perhatian tentu saja phyton yang berukuran kurang lebih sebesar tiang kabel telepon. Ini yang dari rumah sudah dicita-citakan mau dipegang sama Alya.

 

Koleksi-reptil-bhumi-merapi
Kesampaian juga megang tubuh ular

Selain ular, ada beberapa spot minizoo yang banyak menarik perhatian pengunjung seperti di areanya kelinci, area kambing etawa, dan juga area rusa. Kenapa? Karena di area/zona ini pengunjung tidak hanya melihat para hewan dari dekat, tetapi juga bisa berinteraksi langsung. Dikandang kelinci, pengunjung bisa bercengkrama dengan para anak bulu yang mengemaskan. Sementara di kandang kambing pengunjung bisa memberikan susu/ngedot i para kambing atau memberi mereka makan. Demikian juga pengunjung yang berada di kandang rusa.

 
LangLang Buana, Zona Baru Buat yang Suka Berfoto/Selfie

 

Langlang-buana-bhumi-merapi
Salah satu sudut Langlang Buana Bhumi Merapi

Meskipun pada dasarnya Bhumi Merapi adalah agrowisata, namun zona paling baru di tempat ini juga sering menjadi incaran bagi mereka yang suka bergaya dengan background yang tak biasa; Lang-Lang Buana. Dibuka Desember 2019 Lang Lang Buana ini memfasilitasi pengunjung yang terbatas waktu dan dananya untuk keliling dunia dengan spot-spot foto ala Eropa.

Ada Santorini dengan gaya arsitektur khas tembok putih dan pintu biru, gang-gang sempit di kawasan Pegunungan Alpen, atau bergaya seolah-olah sedang berada di London. Tak hanya latar belakang yang dibuat semirip mungkin dengan lokasi asli, bahkan pengunjung bisa juga menyewa kostum agar “keliling dunia” nya semakin mantep.

Berhubung saya dan anak-anak tidak begitu menguasai gaya dan tidak begitu suka berpose di depan kamera, jadi di Lang-Lang Buana ini banyak yang hanya sekedar lewat.

 

Spot-foto-bhumi-merapi

Bhumi Merapi, Aman Nggak Dikunjungi Saat Angka Penyebaran Covid-19 Masih Tinggi?

Semoga aman, soalnya untuk pertanyaan ini, sepertinya hanya Tuhan yang tahu jawaban pastinya. Kita  berusaha dengan menaati protokol kesehatan yang ditetapkan. Dalam situasi seperti ini, kegiatan paling aman tentu saja di rumah dengan tujuan meminimalisir interaksi dengan orang lain. Tapi mau sampai kapan? Itu pertanyaan yang sulit dijawab juga. 

Dengan prosedur jaga jarak, cuci tangan, menggunakan masker dengan benar, meskipun bukan jaminan—tapi setidaknya ada usaha untuk menjaga. 

Agrowisata Bhumi Merapi

HTM : 25ribu/pengunjung termasuk LangLang Buana

Lokasi 

Jl. Kaliurang No.KM. 20, Sawangan, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55582


/p>


Related Posts

2 comments

  1. Aku penasaran gimana kalo si anak ttp ga mau pake maskernya, staff restoran bakal menolak ato gimana? Jd inget Ama penumpang pesawat di salah satu maskapai Amerika, yg menurunkan penumpang Krn anaknya yg msh kecil ga mau pake masker :(

    Duuuh itu ular kenapa besar bangetttt hahahaha. Aku ga bakal mau nyentuh ato melihat dari Deket ular bwgitu mbaaa :D. Syerraaaaammm hahahhaha. Drdulu aku takut ma reptil :D.

    ReplyDelete
    Replies
    1. klo di sini kayaknhya nggak bakalan setegas Amerika deh mba.. petugasnya sungkan/rikuh klo ada yang ga mau pake masker (anak-anak). Paling cuma mbatin..."resiko tanggung sendiri lho"

      Delete

Post a Comment